Obat
reliever bekerja cepat untuk menghilangkan bronkokonstriksi dan gejala akut
lain yang menyertai. Yang termasuk dalam golongan ini adalah inhalasi
beta2-agonis short acting, kortikosteroid sistemik, antikolinergik inhalasi,
teofilin short acting dan beta2-agonis oral short acting.
Beta2-AgonisInhalasi
Short Acting
Seperti
beta2-agonis yang lain, obat ini menyebabkan relaksasi otot polos saluran
nafas, meningkatkan klirens mukosilier, mengurangi permeabilitas vaskuler dan
mengatur pelepasan mediator dari sel mast dan basofil.Merupakan obat pilihan
untuk asma eksaserbasi akut dan pencegahan exercise induced asthma. Juga
dipakai untuk mengontrol bronkokonstriksi episodik. Pemakaian obat ini untuk
pengobatan asma jangka
panjang tidak dapat mengontrol gejala asma secara memadai, juga
terhadap variabilitas peak flow atau hiperrespon saluran nafas. Hal ini juga
dapat menyebabkan perburukan asma dan meningkatkan kebutuhan obat
antiinflamasi.
Kortikosteroid Sistemik
Walaupun
onset dari obat ini adalah 4-6 jam, obat ini penting untuk mengobati
eksaserbasi akut yang berat karena dapat mencegah memburuknya eksaserbasi asma,
menurunkan angka masuk UGD atau rumah sakit, mencegah relaps setelah kunjungan
ke UGD dan menurunkan morbiditas.Terapi oral lebih dipilih, dan biasanya
dilanjutkan 3-10 hari mengikuti pengobatan lain dari eksaserbasi. Diberikan 30
mg prednisolon tiap hari untuk 5-10 hari tergantung derajad eksaserbasi. Bila
asma membaik, obat bisa dihentikan atau ditappering.
Antikolinergik
Obat
antikolinergik inhalasi (ipratropium bromida, oxitropium bromida) adalah
bronkodilator yang memblokade jalur eferen vagal postganglion. Obat ini
menyebabkan bronkodilatasi dengan cara mengurangi tonus vagal intrinsik saluran
nafas. Juga memblokade refleks bronkokonstriksi yang disebabkan iritan
inhalasi. Obat ini mengurangi reaksi alergi fase dini dan lambat juga reaksi
setelah exercise. Dibanding beta2-agonis, kemampuan bronkodilatornya lebih
lemah, juga mempunyai onset kerja yang lambat (30-60 menit untuk mencapai efek
maksimum). Efek sampingnya adalah menyebabkan mulut kering dan rasa tidak enak.
Teofilin Short Acting
Aminofilin
atau teofilin short acting tidak efektif untuk mengontrol gejala asma persisten
karena fluktuasi yang besar didalam konsentrasi teofilin serum. Obat ini dapat
diberikan pada pencegahan exercise induced asthma dan menghilangkan gejalanya.
Perannya dalam eksaserbasi masih kontroversi. Pada pemberian beta2-agonis yang
efektif, obat ini tidak memberi keuntungan dalam bronkodilatasi, tapi berguna
untuk meningkatkan respiratory drive atau memperbaiki fungsi otot respirasi dan
memperpanjang respon otot polos terhadap beta2- agonis short acting.
Beta2-AgonisOral
Short Acting
Merupakan
bronkodilator yang merelaksasi otot polos saluran nafas.
Dapat
dipakai pada pasien yang tidak dapat menggunakan obat inhalasi.
DAFTAR
PUSTAKA
- Homer A. Bousey,MD, µBronchodilators & Other Drugs Used in Asthma, Basic and Clinical Pharmacology, edited by B.G. Katzung, 7th edition, Appleton & Lange, 1998.
- Richards, Duncan; Aronson, Jeffrey . Oxford Handbook of Practical Drug Therapy, 1st Edition. Oxford University Press.2005
- Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN ASMA BRONKIAL. PDPI
- Baines. J.Peter .´ Asthma ³ dalam Harrison¶s Principle of InternalMedicine.17 th Edition. McGRAW-HILL.2008
- HanleyMichael E and Carolyn H. Welsh. Asthma. DalamCurrent Diagnosis & Treatment in Pulmonary Medicine.1st E dit io n.McGR AW- HI LL. 2003
- Koentjahja Syarifudin, SpP. KORTIKOSTEROID PADA ASMA KRONIS.
0 komentar:
Posting Komentar