Secara teori nikotin
akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang
pecandu seakan menginginkan nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur.
Nikotin digolongkan dalam bentuk zat stimulan yang dapat menstimulus otak,
karena stimulan merupakan zat yang memberi efek menyegarkan, sehingga perokok
dapat merasa tenang dan santai saat menghirup asap rokok tersebut. Rokok
meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung dan meningkatkan
aktifitas otak. Pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan rokok, selain lebih
sulit tidur, seseorang juga dapat terbangun oleh keinginan kuat untuk merokok
setelah tidur kira-kira dua jam. Setelah merokok, seseorang akan sulit untuk
tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin (Prasadja, 2006).
Kebiasaan merokok menjadi Penyebab
gangguan sulit tidur selain stres, banyak ditemukan dibelahan dunia yaitu
perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di banyak negara.
Merokok menyebabkan masalah tidur, salah satunya karena nikotin dalam rokok
yang merupakan stimulan otak (Widya, 2010). Di samping itu, otak yang sudah
ketagihan dengan efek nikotin akan menyebabkan gangguan tidur pada malam hari
saat mau tidur. Pada penelitian kepada 82 perokok aktif di Universitas Islam
Sultan Agung diketahui bahwa rokok dapat menimbulkan gangguan sulit tidur yang
bermakna (Riawita, 2009).
0 komentar:
Posting Komentar